Wednesday, June 13, 2012

Peneliti Temukan Bintang Radio Terdingin

fotoARECIBO:-– Tim ahli astronomi dari Penn State University menemukan bintang radio terdingin yang berada di rasi Leo. Bintang sejauh 33,6 tahun cahaya tersebut terlihat dengan menggunakan teleskop radio tunggal terbesar di dunia.

Bintang yang ditemukan tersebut bernama J1047+21, termasuk ke dalam kelas bintang paling kecil atau biasa disebut sebagai katai cokelat. Berat katai putih hanya beberapa puluh kali massa Jupiter. Cahaya bintang ini dihasilkan melalui penggabungan hidrogen di dalam bintang.

Menurut salah seorang peneliti, Matthew Route, katai cokelat yang ditemukan kali ini bersuhu sekitar 600 derajat Celsius atau lima kali lebih panas ketimbang Jupiter. "Ini katai cokelat paling dingin yang pernah dilihat melalui gelombang radio," ujar dia.

Karena terlalu dingin, bintang ini hampir tak kelihatan melalui teleskop biasa. Lain soal ketika astronom memakai teleskop radio, bintang ini menjadi benderang. Untuk melihatnya, dibutuhkan teleskop radio selebar 305 meter yang terletak di sebuah ceruk alami di perbukitan Arecibo, Puerto Rico.

Kepala penelitian, Alex Wolszczan, mengatakan temuan ini merupakan pencapaian besar dalam studi planet dan bintang. Katai cokelat adalah bentuk peralihan yang menjembatani planet raksasa dengan bintang normal.

Bintang radio terdingin ini diharapkan menjadi langkah awal pencarian katai putih dingin lainnya. Bahkan, ia berharap bisa menemukan planet raksasa menggunakan teleskop Arecibo.

Sinyal radio dari J1047+21 juga bisa dipakai untuk mempelajari struktur planet. Gelombang radio yang diterima di Arecibo diperkirakan berasal langsung dari dalam katai coklat. Hal ini berbeda dengan gelombang radio dari dalam bintang panas yang dikacaukan oleh gas-gas di atmosfernya.

Dengan memantau letusan radio dari katai bintang dingin ini, ahli astronomi bisa mengetahui keberadaan medan magnet di dalam bintang. Medan magnet sendiri menjadi faktor penting bagi keberadaan kehidupan karena berfungsi sebagai pelindung makhluk hidup dari serangan sinar kosmik berbahaya dari langit.


Fikry Hamzah

No comments :

Post a Comment